jump to navigation

Geng Gabil August 2, 2010

Posted by superwid in Bukan Saya.
trackback

Baru-baru ini saya, Mardi dan Joko bernostalgia tentang masa muda kami dalam menghadapi kerasnya dunia. Dunia dan masa muda dalam artian perjaka-perjaka seperti kami berarti kisah cinta dan asmara. Gejolak kawula muda. Bercerita tentang Ucup dan romantika gadis beserta pulsa, kepedihan Mardi yang tak berujung cintanya maupun Joko yang selalu bahagia meskipun lebih sering ditinggal kawin “Esti Family”, kumpulan perempuan pujaannya yang dikaruniai anugerah tiada terkira untuk tidak turut memuja Joko.

Dari obrolan tidak jelas itu, akhirnya terkuak tentang Geng Gabrut. Persaudaraan yang saya pikir sudah seterkenal Fellowship of the Ring, sefenomenal La Cosa Nostra ini ternyata pemberitaannya tidak seheboh yang saya perkìrakan. Jeblok di pasaran. Viral marketingnya gagal total. Buktinya Mardi saja tidak tahu tentang perkumpulan suci ini. Padahal dia termasuk salah satu intel dan analis handal. Pasti ini gara-gara branding Geng Gabrut yang acakadul.

Terpaksa saya dan Joko musti menjelaskan tentang perhimpunan laknat ini. Tapi ketimbang susah-susah menjelaskan panjang lebar, Joko menyuruh Mardi membaca kisahnya sendiri. Joko dan saya tau, menceritakan pada Mardi tidak bakalan mendapatkan imbalan yang semestinya. Ujung-ujungnya hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Tidak lebih, malah kurang biasanya. Plus bonus cela, cerca dan hina dina. Siksa dunia.

“Ceritanya menyedihkan, sad ending tapi saya bahagia,” kata Mardi seenaknya.

Tipikal teman-teman seperguruan, yang turut gembira saat seorang teman bahagia dan lebih gembira saat temannya menderita.

Eits, tapi jangan salah dulu. Tidak selamanya hidup ini menderita. Selayaknya roda yang berputar maka ada saat-saat ada di atas dan ada di bawah. Kebetulan saja waktu Geng Gabrut berjaya kami berada di bawah, tapi tidak selamanya seperti itu kan?

*

Semenjak jamannya Maladi, hingga ke jaman Ronny Pattinasarani saya masih tidak habis pikir bagaimana orang-orang yang mengaku intelek dan menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di kampung saya lebih memilih menggunakan nama Gabrut untuk menamai geng bentukan mereka. Logika Joko, Paijo, Sukiman, Kojrat dan Dibyo mungkin sedang tidak normal saat itu. Patut dipertanyakan. Mungkin keputusasaan dan kesedihan cinta telah membuat akal sehat mereka tidak bisa bekerja semestinya.

Gabrut, Gadis Brutal, begitu Kojrat menamai dan memberikan kepanjangannya. Saya heran dengan teman-teman saya ini. Apakah tidak ada nama yang lebih bagus, semisal Pasukan Pemburu Wanita, Girl Seeker, Ikatan Perjaka Penuh Pesona atau apalah yang brandingnya lebih wah. Setidaknya tidak nampak kampung bin ndeso seperti Gabrut. Yah tapi apa lacur, semua sudah terjadi dan tak mungkin direvisi lagi. Toh Geng Gabrut memang sudah kolaps sejak empat dari lima anggota tetapnya mengalami kegagalan cinta dan satu sisanya memilih membatalkan misi sucinya. Oh iya, plus satu anggota kehormatan (baca: saya) juga merana karena perempuan dan cinta.

Semenjak persaudaraan ini kolaps memang tidak terbersit sedikitpun harapan dalam hati kami untuk reuni kembali. Menuntaskan misi suci dengan hasil akhir yang lebih menggembirakan hati. Sempat tercetus keinginan membentuk perkumpulan baru, Geng Gabil (dengan nama asli Gabileka – kependekan dari Gadis Binal Solekah – entah darimana pula nama ini terlintas. Masih tetap saja tidak memiliki sense of marketing yang bagus), tentunya dengan visi dan misi yang serupa namun tak sama. Tapi memang pada akhirnya ini hanya berakhir sebagai wacana saja. Tidak lebih.

Nampaknya pengalaman masa lalu yang buruk masih terbayang ketika itu.

Yah setidaknya dengan pernah dibentuknya Geng Gabrut telah memberikan pelajaran dan pengalaman baru kepada orang- orang dengan kasta rendahan dalam hal cinta seperti Kojrat, Dibyo, Paijo dan saya pastinya. Maklum saja, tidak semua orang memiliki kemampuan dan keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya kepada perempuan yang diidamkannya. Solidaritas Geng Gabrut nampaknya memang memberikan semangat tersendiri.

Dan saya pikir memang tidak ada yang patut disesali dari apa yang telah terjadi. Memang kenyataannya tidak ada yang mendapatkan hasil menggembirakan dalam menjalankan misi luhur nan mulia Geng Gabrut, namun itu hanyalah satu langkah yang harus dijalani. Setelah itu masing-masing anggota persaudaraan berhasil mewujudkan mimpi mereka yang tertunda, meskipun dengan perempuan yang berbeda.

Label “ditolak gadis, dihindari wanita” mulai terhapus satu per satu seiring dengan perjalanan cinta masing-masing anggotanya.

Dimulai dari Joko, sang perjaka berkasta buaya yang sukses menipu gadis muda dari pulau seberang. Petualangan cintanya senantiasa memukau. Entah mengapa banyak gadis yang menawarkan diri padanya. Meskipun sumpah, dia liciknya minta ampun. Sebelas-duabelas sama Kakang Arya Suman. Joko-lah anggota Geng Gabrut yang pertama kali berhasil melupakan masa-masa kegelapan dan mendapatkan pasangan normalnya.Meskipun sampai sekarang sedikit banyak cintanya masih berharap pada Esti namun si gadis kuliahan dari pulau tetangga ini telah berhasil masuk dalam kehidupan cintanya. Berawal dari aksì tipu-tipu Joko dalam berbagai tulisannya, rupanya dia berhasil membuat hati gadis muda terpikat dan tersesat memilihnya. Sekarang? Ah tanya sendiri sang cassanova tentang kehidupan cinta dan asmara yang kelihatannya makin tidak jelas saja.

Berlanjut ke Sukiman. Sang Arjuna. Perjaka dengan kasta sedikit lebih rendah ketimbang Joko. Akhirnya memang tidak sulit baginya untuk menaklukkan hati seorang gadis teman masa kecilnya setelah beberapa kali terombang-ambingkan dalam samudera cinta. Sesuai dengan karakternya yang mulia, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan; kegagalan-kegagalan yang pernah dilaluinya hanya semakin menguatkannya saja. Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena akhirnya Dia memberikan pasangan kepada sang Arjuna. Kini? Nampaknya kurang etis saya menjelaskannya, urusan pribadi sang Dananjaya. Semoga Tuhan memberkatinya. Wajar kalau Sukiman berhasil menempati podium kedua dalam mendapatkan pasangan, wong pengalamannya segudang.

Yang ketiga dan tiada diduga-duga adalah Paijo. Batal menjalankan misi, Paijo lantas bergerak cepat. Perempuan idaman yang lama dilupakan dan tiada dinyana Paijo sukses menaklukkan hati gadis cantik nan mempesona teman praktek kerja lapangannya. Setelah perjuangan kerasnya berbulan-bulan dalam memperjuangkan cinta akhirnya sang gadis jatuh ke pelukannya dengan aman selamat sentosa. Sampai sekarang empat dari lima orang mengusulkan sang gadis untuk segera periksa mata dan mencurigai Paijo memakai guna-guna. Sungguh tidak bisa dipercaya. Pasti banyak konspirasi di dalamnya. Inilah salah satu keajaiban dunia.

Dibyo, yang memang dari awalnya menjadi pujaan berjuta perempuan menjadi anggota keempat yang melepas masa bujangnya. Siapa yang menyangka tiba-tiba di kamar kos Dibyo ada seorang gadis yang rela membersihkan kamar yang serupa medan perang bharatayudha. Malahan katanya Paijo dan Ucup sempat memergoki Dibyo beserta pasangannya sedang mengaji berdua. Betah-betahnya si gadis menghadapi ganasnya aroma peraduan sang perjaka. Padahal kami-kami saja butuh perjuangan ekstra. Dan saya pikir gadis yang dulu-dulunya mengagumi Dibyo terpaksa patah hati mengetahui kenyataan menyedihkan ini.

Dan pada akhirnya, sebagai penutup, Kojrat si pencetus Geng Gabrut menjadi yang terakhir mengakhiri kutukan cinta. Setelah bersusah payah menggerus perasaan cintanya pada Citra, Kojrat memilih untuk merajut kembali jalinan cinta lamanya. Meskipun berulang kali menolak anggapan “tekhlek kecemplung kalen” tapi memang begitu faktanya. Atas nama bangsa Endonesa kami turut bersuka cita karena meskipun selama ini Kojrat sering berperan sebagai perempuan jadi-jadian tiap ada pentas teater kampus nyatanya orientasi seksualnya tidak ikutan berubah haluan.

Dengan berhasilnya Kojrat mendapat pasangan, maka resmi pula Geng Gabrut dibubarkan. Visi dan misi mulia Geng Gabrut membahagiakan anggotanya berhasil diwujudkan. Meskipun tidak menutup kemungkinan pasangan masing-masing anggotanya menderita 👿

Tidak lupa juga, Dibyo, Paijo dan Kojrat yang tadinya masih berada di level cicak dalam kasta asmara kini sudah meningkat pesat menjadi kasta biawak. Resmi dan sah. Setingkat di bawah Sukiman dan dua tingkat di bawah Joko.

Saya sendiri sebagai anggota tambahan dan kehormatan rasanya tidak perlu dipertanyakan tentang nasib kelanjutan kisah cintanya.

Comments»

1. Neng - August 2, 2010

Lieur saya bacanya mas,
ini banyak menggunakan kamus bahasa gank gabil sih,
coba pake bahasa manusia saja bisa? :p

Tulisan ini ditujukan untuk segenap kru dan fans Geng Gabil. Hahay… Wajar kalau banyak yang ndak tau.

2. kbp - August 2, 2010

aku tau..aku tau…padahal aku kan ora mlebu geng gabil..

Jika kamu masuk siapa targetnya Kres? Mosok podo? 😆

3. sangprabo - August 4, 2010

Wah, ini.. Ini kudu dimasuken ke Draft Ummul Kitab Percintaan, biar disiahkan ke segala penjuru dunia. Kisah semacam ini akan menginspirasi setiap lalaki di delapan penjuru angin. Bila dijadikan novel bakal jadi Mbes Seller, bila dijadikan film maka akan mendapat nominasi Oskar

Sudah direncanakan. Untuk masalah bukunya nanti dibikin semacam American Pie Presents: The Book of Love (2009) kemudian dibagikan secara luas dan gratis (dalam bentuk pdf) ke seluruh penjuru dunia. Kemudian untuk film, skenarionya kita minta penulis-penulis handal semacam dirimu dan Mas Joe untuk membuatnya. Bagaimana caranya biar panjang episodenya bisa melebihi Cinta Fitri.

Berharap.

4. joesatch yang legendaris - August 4, 2010

tadinya saya mau usul nama lady killer. cuma kok ya berhubung faktanya adalah anggota yang ada lebih sering killed by the lady, niat mulia tersebut saya urungkan…

betewe, saya tiadalah licik. saya cuma sedikit jeli memanfaatkan keadaan dan mengeksploitasi segala kelemahan yang terdapat dalam berbagai macam hal. ah, saya memang tampan!

Itu usuk yang tidak tepat sasaran dan tidak membangun, hanya membesarkan hati saja, BTW juga, antum buka kursus “jeli memanfaatkan keadaan dan mengeksploitasi segala kelemahan” ndak? Kalo iya bolehlah saya ikut, buat menambah ilmu.

5. mbah suriph - August 7, 2010

ckckckc…. teringat cerita masa lalu :))
dan teringat gadis 3 pria (atau lebih ya) ilkom 2004 yang ditipu fadis yang sama…

Satu gadis tiga pria. Hahay.. Sepertinya bagus buat tema tulisan berikutnya 😆

6. wib - August 21, 2010

wah, untung saya tiada ikutan masuk jadi anggota.
jadinya saya lurus2 sahaja..

7. Marvine - April 13, 2012

Leave a reply to sangprabo Cancel reply